SUSUNAN PEMERINTAHAN ISKANDAR MUDA


by Adi Fa (Adi Fa)
Berdasarkan sebuah manuskrip di Museum Negeri Aceh di dalamnya terdapat susunan pemerintahan pada masa sultan Iskandar Muda. Di dalam manuskrip itu disebutkan bahwa ada 24 buah
lembaga atau jabatan, yang namanya masing-masing sebagai
berikut: 
1. Keureukon Katibul Muluk atau Sekretaris Raja.
2. Rais Wazirat Addaulah atau Perdana Menteri.
3. Wazirat Addaulah atau Menteri Negara.
4. Wazirat Al Akdham atau Mengeri Agung.
5. Wazirat Al Harbiyyah atau Menteri Peperangan.
6. Wazirat Al Haqqamiyah atau Menteri Kehakiman.
7. Wazirat Ad Daraham atau Menteri Keuangan.
8. Wazirat Al Mizan atau Menteri Keadilan.
9. Wazirat Al Maarif atau Menteri Pendidikan.
10. Wazirat Al Khairijiyah atau Menteri Luar Negeri.
11. Wazirat Addakhilyaah atau Menteri Dalam Negeri.
12. Wazirat Al Augaf atau Menteri Urusan Waqaf.
13. Wazirat Azzirah atau Menteri Pertanian.
14. Wazirat Al Maliyyah atau Menteri Urusan Harta.
15. Wazirat Al Muwashalat atau Menteri Perhubungan.
16. Wazirat Al Asyighal atau Menteri Urusan Kerja.
17. Syikh Al Islam Al Mufti empat Syikh Kaabah.
18. Qadhi Malikul Adil atau Khadi raja yang adil
19. Wazir Tahakkum Muharrijlailan atau ketua pengurus korps
kesenian.
20. Qadhi Mualdlam atau Kadhi/Jaksa Agung.
21. Imam Bandar Darul Makmur Darussalam.
22. Keucik Muluk (atau keucik raja)
23. Imum Muluk atau Imam raja
24. Panglima Khanduri Muluk atau ketua penyelenggara kenduri
raja.
Kedua puluh empat lembaga atau jabatan yang ada di Kerajaan
Aceh seperti tersebut di atas, dibawahi oleh orang-orang yang
membawahi lembaga masing-masing yang amat dekat dan amat
besar pengaruhnya kepada Sultan. Di antara mereka itu adalah
Perdana Menteri, biasanya bergelar Orangkaya Maharaja Sri
Maharaja; ialah orang yang membawahi wazir-wazir atau menteri
menteri di kerajaan Aceh. Kemudian Kadhi Malikul Adil ialah
orang yang mengurusi pengadilan agama di kerajaan Aceh.
Jabatan Kadhi ini diadakan pertama kali pada masa sultan Iskandar
Muda, namanya Tjut Sandang atau Dja Bangka. Dinamakan
demikian karena ia berasal dari Kawom Dja Sandang. Dalam
panggilan sehari-hari kadhi di kerajaan Aceh dipanggil sesuai
dengan jabatannya, yaitu Kadhi Malikul Adil.
Pemimpin selanjutnya yang amat dekat dan besar
pengaruhnya kepada Sultan, adalah Wazir al Harbiyyah atau
menteri peperangan. Dia lebih dikenal dengan sebutan Laksamana
atau orang kaya Laksamana. Pada waktu kerajaan Aceh di bawah
sultan Alauddin Riayat Syah al Mukammil (1588-1604),
Laksamananya adalah seorang wanita. Kepada Laksamana oleh
Sultan Aceh dipercayakan untuk memimpin angkatan perang
Aceh, baik angkatan darat maupun armada lautnya. Pada masa
Sultan Iskandar Muda, Laksamana inilah yang selalu memimpin
penaklukkan-penaklukkan yang dilakukan kerajaan Aceh dan
berkat kemenangan-kemenangan yang diperolehnya membuat
kekuasaan Sultan Iskandar Muda menjadi lebih besar. Oleh
H.K.J. Cowan, Laksamana Aceh pada masa Sultan Iskandar
Muda diidentikkan dengan tokoh Malem Dagang dalam epos De
Hikayat Malem Dagang. Hikayat ini menceritakan kehebatan
Sultan Iskandar Muda dan Laksamananya dalam melakukan
penaklukan ke salah sebuah kerajaan di Semenanjung Melayu(ilustrasi iskandar muda menyerang johor)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LEUNG BATA

PERANG PANJANG YG MELELAHKAN